Senin, 25 Mei 2009

Implementasi

Implementasi DVB-H.
Kalau kita melihat bahwa pada tanggal 13 agustus 2008 yang lalu Indonesia telah melangkah ke pintu teknologi penyiaran tv digital, TVRI yang dulunya analog yang dimulai pada tahun 1962 sekarang hijrah menjadi tv digital hal ini jelas akan menujukan perubahan yang signifikan bagi perkembangan penyiaran televisi di tanah air.
Mengingat bahwa pemakai televisi di tanah air kini mencapai 40 juta,tak ayal lagi bahwa tv digital memang akan menjadi item yang bagus di masa depan kelebihan teknologi digital diantaranya siaran TV digital tentu saja adalah kualitas penerimaan yang lebih baik dari sistem lama, ditambah lagi adanya berbagai fitur tambahan seperti tampilan program acara (Electronic Program Guide-EPG), info rating dan info cuaca. Di pihak penyelenggara, sistem digital ini membawa banyak efisiensi seperti bandwidth yang lebih kecil dan penurunan daya pancar.
Menggapi migrasi dari tv analog ke tv digital maka selain pemerintah ada beberapa pihak yang telah melakukan persiapan diantaranya para pelaku industri penyiaran, dalam hal ini industri radio dan televisilah yang paling banyak terlihat melakukan persiapan. Industri penyiaran TV telah melakukan ujicoba siaran digital melalui pembentukan konsorsium TV digital yang khusus disiapkan untuk menyesuaikan diri dengan model bisnis TV digital. Ini juga mengawali satu era dimana Diversity of Ownership telah dapat mulai diposisikan kembali secara proposional, walau belum optimal.
Disamping itu, kesiapan industri elektronik nasional dalam era penyiaran digital ini perlu diperhatikan, karena sejak awal banyak pihak telah memberikan warning bahwa migrasi ke digital ini jangan sampai hanya mampu memposisikan kita sebagai bangsa pemakai saja, kita berkeinginan sejak awal bahwa industri nasional kita dapat memberikan warna dan berperan aktif dalam migrasi ini.
Di Negara-negara maju seperti di Eropa, Amerika, dan Jepang seperti sistem TV digital sudah dimulai beberapa tahun lalu. Di Jerman, proyek ini telah dimulai sejak tahun 2003 untuk kota Berlin dan tahun 2005 untuk Muenchen dan saat ini hampir semua kota besar di Jerman sudah bersiaran TV digital. Belanda telah memutuskan untuk melakukan switch off (penghentian total) siaran TV analognya sejak akhir 2007. Perancis akan menerapkan hal sama pada tahun 2010. Inggris sejak akhir 2005 telah melakukan uji coba mematikan beberapa siaran analog untuk menguji penghentian total sistem analog bisa dilakukan pada tahun 2012. Kongres Amerika Serikat telah memberikan mandat untuk menghentikan siaran TV analog secara total pada 2009, begitu pula Jepang pada 2011.

Negara-negara di kawasan Asia juga sudah mulai melakukan migrasi total. Di Singapura, TV digital diluncurkan sejak Agustus 2004 dan saat ini telah dinikmati lebih kurang 250.000 rumah. Di Malaysia, uji coba siaran TV digital juga sudah dirintis sejak 1998 dengan dukungan dana sangat besar dari pemerintah dan saat ini siarannya sudah bisa dinikmati lebih dari 2 juta rumah
Jika kita melihat bahwa NSN (Nokia Siemens Network) dan Global Mediacom bekerja sama, Kerjasama ini merupakan kesepakatan DVB-H yang terbesar di dunia yang pernah ditandatangani oleh Nokia Siemens Networks. Kalau kita melihat hal ini bersandar bahwa NSN sendiri merupakan penanggung jawab terhadap system layanan end-to-end, termasuk implemantasi dari solusi penyiaran dan jaringan dan aplikasi bisnis yang terkait. Sedangkan Global Mediacom adalah kelompok perusahaan di bidang media, penyiaran hiburan dan telekomunikasi yang terbesar dan satu-satunya yang terintegrasi di Indonesia dengan operasional yang mencakup produksi content, penyiaran televise, distribusi content, dan radio, koran, majalah, tabloid, operator telekomunikasi, mobile content aggregator, penyedia jasa nilai tambah and pengintegrasi sistem teknologi informasi.

Hal ini akan terkait pada kepimpinannya di bidang teknologi mobilitas dan inovasi dan pangsa pasar yang dimilikanya. NSN (Nokia Siemens Netwok ) akan menjadi solusi lengkap yang menyediakan konsultasi untuk memaksimalkan jangkauan dan penyedia program yang menarik untuk pengguna baru dari penyiaran mobile TV.

Teknologi DVB-H memungkinkan pelayanan TV yang biasanyadidapatkan di rumah untuk disiarkan ke piranti mobile. DVB-H memberikan layanan pelanggan terbaik dalam lingkungan mobile dengan memberikan kualitas gambar yang sangat bagus dan hemat baterai. Dengan proyek permulaan penyiaran yang ekstensif di seluruh dunia saat ini, yang melibatkan perusahaan penyiaran, operator mobile, operator jaringan siaran dan pabrikan handset yang terkemuka, pasar untuk pelayanan siaran komersial diharapkana akan tumbuh di sepanjang tahun 2008.
Bila ditelaah lebih lanjut, penyiaran mobile TV memungkinkan pengguna untuk menonton program TV favorit mereka seperti drama, berita, musik, olahraga, dan dokumenter langsung ke alat mobile mereka. Cara bekerja pelayanan ini adalah dengan menerima sinyal siaran TV digital yang dioptimisasi untuk alat mobile sehingga sama seperti cara bekerja televisi di rumah. Melalui teknologi ini, program acara juga dapat disiarkan dan memungkinkan pengguna untuk mengetahui program terkini yang akan disiarkan.
Siaran mobile TV ini tidak sama dengan pelayanan streaming video melalui pelayanan packet-based di mana setiap penerima men-download bagian berbeda dari stream program. Dalam siaran mobile TV yang menggunakan teknologi DVB-H, satu stream program TV dapat diterima bersamaan oleh semua pengguna dan memiliki gambar yang berkualitas tinggi dan hemat baterai.
Pemerintah telah memutuskan sistem Digital Video Broadcasting-Terrestrial (DVB-T) sebagai standar nasional Indonesia karena dari hasil uji coba yang dilakukan oleh Tim Nasional Migrasi TV dan Radio dari Analog ke Digital, teknologi DVB-T lebih unggul dan memiliki manfaat lebih dibandingkan dengan teknologi penyiaran digital lainnya.

Teknologi ini mampu memultipleks beberapa program sekaligus, di mana enam program siaran dapat ”dimasukkan” ke dalam satu kanal TV berlebar pita 8 MHz, dengan kualitas jauh lebih baik. Ibarat satu lahan, yang semula hanya dapat dimanfaatkan untuk satu rumah, dengan teknologi ini mampu dibangun enam rumah dengan kualitas bangunan jauh lebih baik dan kapasitas ruangan lebih banyak. Di samping itu, penambahan varian DVB-H (handheld) mampu menyediakan tambahan sampai enam program siaran lagi untuk penerimaan bergerak (mobile). Hal ini sangat memungkinkan bagi penambahan siaran-siaran TV baru.
Keputusan pemerintah atas penggunaan DVB-T sebagai standar TV digital terestrial akan menjadi lokomotif terjadinya migrasi dari era penyiaran analog menuju era penyiaran digital di Indonesia. Pilihan ini membuka peluang ketersediaan saluran siaran yang lebih banyak, yang berimplikasi dalam banyak aspek. Untuk itu, peran pemerintah menjadi sangat strategis dalam mempersiapkan pengembangan sumber daya manusia yang mampu mengisi dan menjadi pelaku industri penyiaran digital. Momentum penyiaran digital ini diharapkan dapat menjadi pemicu tumbuh dan berkembangnya kemandirian bangsa. Sedang DVB-H beberapa vendor besar sudah menyelipkan teknologi dvb-h pada Handphone mereka. Hal ini di harapkan akan menjadi cikal bakal teknologi mobile tv bergerak.
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa Handphone sudah tidak dapat di lepaskan dari masyarakat handphone sudah seakan menjadi bagian dari tubuh kita, oleh Karena itu teknologi di handphonepun semakin canggih, handphone dengan teknologi dvb-h di harapkan bisa menjadi inovasi baru bagi masyarakat alam hal mobile tv. Memang ada sebagian perangkat yang menggunakan teknologi dvb-h di luar handphone tapi kalau melihat antusias masyarakat terhadap hp, hal ini akan menjadi sebuah pintu besar kemajuan bangsa Indonesia dalam teknologi digital.
Teknologi ini sudah dicoba di Malaysia, Singapura, Helsinki, Berlin, Cambridge, Pittsburgh, Paris, Madrid, Sydney, South Africa, Hague, Brussels, Bern, Vienna, Filipina, Copenhagen, Budapest dan Erlangen.

Perangkat yang sudah menggunakan teknologi DVB-H antara lain:
• Gigabyte – Gsmart t600, GSmart q60
• LG – U900, KU950
• Nokia – Nokia 7710 (percobaan), Nokia N92 dan Nokia N77
• Samsung – SGH-P910, SGH-920, SGH-P930, SGH-P940, SGH-F510
• Philips – HotMAN2
• Sagem – My Mobile TV
• ZTE – N7100

Prospek Bisnis

Kalau kita melihat dari segi bisnis dvb-h memang menjanjikan melihat aplikasi teknologinya sudah dapat di terapkan dalam handphone.Handpone sudah tidak hanya menjadi telekomunikasi tapi tempat masyarakat dalam bekerja, bersosialisasi, dan lain-lain, hp sudah tidak bisa dipisahkan lagi bagi masyarakat, hal ini jelas akan berpengaruh pada masyarakat karena ada kemungkinan bahwa teknologi dvb-h bias di nikmati di setiap hp. Seperti yang kita ketahui bersama dari tahun 1962 penyiaran televisi kita menggunakan teknologi tv analog bermigrasi ke tv digital yang di resmikan oleh bapak presiden kita Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2008 yang lalu. Hal ini jelas menjadi berpengaruh besar akan teknlogi televisi kita di masa depan.
Pada prinsipnya pemerintah akan memperhatikan kemampuan industri dalam negeri dalam menyediakan peranti terminal untuk pelanggan atau customer premise equipment (CPE). Meski belum banyak, kemampuan lokal sudah ada. Pemerintah berharap industri lokal dapat menyesuaikan perkembangan teknologi dan fungsi integrasi.

Ponsel misalnya, menjadi peranti yang mengintegrasikan berbagai jenis pelayanan yaitu tidak hanya sebagai peranti teleponi, tetapi juga memiliki fungsi seperti kartu kredit, radio, perekam, video, organizer dan sebagainya.

Tidak dipungkiri bahwa sekilas tampak pemerintahlah yang paling banyak memperoleh digital deviden dari migrasi ini, yaitu semakin banyaknya alokasi frekuensi yang dapat “dijual” kepada para pelaku bisnis penyiaran TV. Sementara para pelaku bisnis dari kalangan swasta seolah harus puas menghadapi digital consequent nya, tanpa bisa berbuat banyak demi menjaga kesempatan untuk tetap berbisnis di bidang ini. Namun bila lebih jauh dipelajari, sebenarnya proses migrasi ini dapat memberikan deviden bagi seluruh stakeholder. Hal ini sangat tergantung dari kesiapan masing-masing pihak dalam menyikapinya.

Selain pemerintah, beberapa pihak telah melakukan persiapan menghadapi migrasi ini. Para pelaku industri penyiaran, dalam hal ini industri radio dan televisilah yang paling banyak terlihat melakukan persiapan. Industri penyiaran TV telah melakukan ujicoba siaran digital melalui pembentukan konsorsium TV digital yang khusus disiapkan untuk menyesuaikan diri dengan model bisnis TV digital. Ini juga mengawali satu era dimana Diversity of Ownership telah dapat mulai diposisikan kembali secara proposional, walau belum optimal.
Bagaimanapun pada era penyiaran digital telah terjadi konvergensi antarteknologi penyiaran (broadcasting), teknologi komunikasi (telepon), dan teknologi internet (IT). Dalam era penyiaran digital, ketiga teknologi tersebut sudah menyatu dalam satu media transmisi. Dengan demikian akses masyarakat untuk memperoleh ataupun menyampaikan informasi menjadi semakin mudah dan terbuka.

Mengingat karakter masyarakat Indonesia yang sangat majemuk dan dengan tingkat pendidikan yang sangat beragam, diperlukan tuntunan kepada masyarakat bagaimana memilih program yang benar. Untuk itu, diperlukan broadcaster yang bertanggung jawab dan adanya lembaga pengawas konten yang berwibawa.

Momentum penyiaran digital dapat membuka peluang yang lebih banyak bagi masyarakat dalam meningkatkan kemampuan ekonominya. Peluang usaha di bidang rumah produksi, pembuatan aplikasi-aplikasi audio, video dan multimedia, industri senetron, film, hiburan, komedi dan sejenisnya menjadi potensi baru untuk menghidupkan ekonomi masyarakat.
DVB-H merupakan sistem dalam smart phone yang dikembangkan berdasarkan konvergensi layanan dari siaran TV digital teresterial dan jaringan komunikasi mobile. Ini merupakan standar untuk menerima siaran TV digital pada perangkat seluler.

DVB-H mulai diujicobakan di Helsinki, finlandia sejak 2003. Standar ini dirancang untuk mengirim data 10 Mbps ke perangkat yang memakai baterai sebagai sumber tenaganya. Dengan DVB-H, konten multimedia dapat dinikmati tanpa harus terhubung ke jaringan mobile.

Nokia kini juga tengah mencoba teknologi DVB-H di Australia. Uji coba tersebut dimulai Juli 2005 dan direncanakan berlangsung selama 12 bulan. Uji coba tersebut bekerjasama dengan Bridge Networks & Telstra, untuk konsumen yang ada di Sydney.

Pada bulan Januari 2006, Nokia dan beberapa perusahaan hiburan seluler Amerika Serikat, membentuk Mobile DTV Alliance, sebuah organisasi untuk mempromosikan pertumbuhan dan perkembangan DVB-H.
Kalau kita lihat bahwa DVB-H yang standarnya merupakan tv digital akan menjadi sebuah peluang bisnis di masa depan. Sudah ada beberapa vendor besar yang sudah memakai teknologi DVB-H salah satunya adalah Nokia, yang meluncurkan hp N92, ini akan menciptakan semua kemungkinan bahwa di masa depan kelak semua hp sudah menggunakan teknologi dvb-h .
Tahun 2008 yang silam PT Global Mediacom Tbk (Mediacom) bersama dengan Nokia Siemens Networks (atau disebut NSN) mengumumkan kerjasama untuk meluncurkan layanan penyiaran Mobile TV secara komersil di Indonesia yang berbasis Penyiaran Digital Video Genggam (Digital Video Broadcast Handheld – ”DVBH”). Mengingat bahwa tanggung jawab nokia Siemens network di Indonesia adalah sebagai penanggung jawab terhadap sistem dan layanan end-to-end, termasuk implementasi dari seluruh solusi penyiaran dan jaringan dan aplikasi bisnis yang terkait.Dan Mediacom sendiri merupakan adalah kelompok perusahaan di bidang media, penyiaran hiburan dan telekomunikasi yang terbesar dan satu-satunya yang terintegrasi di Indonesia dengan operasional yang mencakup produksi content, penyiaran televise, distribusi content, dan radio, koran, majalah, tabloid, operator telekomunikasi, mobile content aggregator, penyedia jasa nilai tambah and pengintegrasi sistem teknologi informasi.

Jelas perjanjian itu akan menciptakan sebuah peluan usaha yang baru dan menjanjikan kalau kita melihat vitalnya hp bagi masyarakat zaman sekarang. Dengan semakin tumbuhnya peluang konvergensi tv digital dengan platform layanan bergerak, perangkat solusi conditional acces untuk konvergensi yang suah teruji tentunya akan memungkinkan Telkom akan memperoleh keunggulan kompetitif yang kuat dan menghadirkan tingkatan baru layanan TV digital bagi akses pelanggan dari berbagai platform. Kalau kita melihat bahwa tingkat penetrasi TV berbayar di Indonesia saat ini sekitar 1,4 % hal ini akan menciptakan potensi besar bagi peningkatan jumlah pelanggan. Dengan memperluas layanan TV di sector ini untuk menigkatkan pertumbuhan pelanggan.

Standar DVB-H yang baru, tanpa merubah dan mengganggu standar DVB-T untuk penerimaan pada perangkat stasioner, memberikan kesempatan bisnis baru bagi beragam perusahaan, mulai dari operator-operator penyiaran dan selluler maupun bagi manufaktur-manufaktur chip dan produsen-produsen perangkat handheld-nya. Bagi operator penyiaran, teknologi baru ini menjadi kendaraan baru untuk menggaet lebih banyak penonton, selagi penonton tersebut berpindah-pindah. Bagi operator selluler, teknologi ini menawarkan cara yang lebih efisien untuk pengiriman beragam konten multimedia.
Hal ini tentunya menjadi kabar yang sangat baik bagi para broadcaster. Dengan cara ini, sangat memungkinkan bagi broadcaster untuk melayani pelanggannya dengan cara yang sama sekali baru : “Layanan Dimanapun Kapanpun”. Ini juga berarti kesempatan untuk menarik jutaan pelanggan baru dari pengguna handphone.
Tentunya ini menjadi kabar yang sangat bagus bagi pengguna handphone / mobile phone. Standar baru ini semakin memanjakan mereka dengan konten-konten multimedia yang lebih beragam dan lebih murah, pada saat mereka berpindah-pindah. Sangat masuk akal karena layanan televisi sekian lama menjadi layanan dasar di masyarakat, tetapi fasilitas itu tidak ada pada mobile handset. Selain menjadi sirkit bicara, pesan, internet browsing, radio, kamera photo dan video, layanan TV sudah seharusnya melengkapi fitur yang ditawarkan sehingga penyatuan semua ragam multimedia menjadi kenyataan. Logikanya, pengguna mobile phone pasti sangat senang karena mereka tetap dapat menyaksikan acara favoritnya dimana pun, dengan menggunakan perangkat yang mereka bawa-bawa seharian.

konsep teknologi

Seperti yang kita tahu bersama bahwa teknologi mobil tv yang dilewatkan dengan 3G masih memiliki kekurangan , seperti resolusi gambar pada teknologi yang masih belum memuaskan, di tambah lagi konsumsi kanal terhadap sumber daya frekuensi juga sangat boros, bagi operator seluler biayanya pun tergolong cukup mahal.
Selain dari seluler, teknologi mobile tv pun dapat di lewatakan pada beberapa teknologi salah satunya adalah DVB(Digital Video Broadcasting). Data digital yang digunakan dalam standar DVB merupakan data terkompresi dalam format MPEG-2. Pemilihan format kompresi ini dilandasi pertimbangan karena kualitas kompresi yang baik dan dari sudut pandang komersial juga menguntungkan. Disamping itu format MPEG-2 juga telah menjadi standar dalam sistem video digital di dunia seperti dalam format DVD. Sebagai sistem yang open-source, DVB telah mengalami banyak proses penyempurnaan dan selanjutnya terbagi atas beberapa katagori disesuaikan akan kebutuhan. Saat ini salah satu pengembangan DVB yang menarik adalah penggunaan standar DVB dalam penyiaran televisi digital terrestrial (DVB-T) dan hand-held (DVB-H). Tapi yang di bahas di sini adalah dvb-h (Digital Video Broadcasting for Handheld) .
DVB-H (Digital Video Broadcasting – Handheld) adalah teknologi untuk memberikan pelayanan broadcast kepada pelanggannya. DVB-H adalah pengembangan dari sistem DVB-T (Digital Video Broadcast – Terrestrial), sebuah sistem yang dapat mengirimkan sinyal televisi digital ke perangkat handheld, receiver berdaya baterai. DVB-H merupakan standar yang dikembangkan oleh DVB Organisation, khusus untuk memungkinkan telepon seluler menayangkan siaran televisi. Standar ini sangat penting mengingat cukup besarnya konsumsi daya yang dihabiskan untuk mengaktifkan fitur ini. Mobilitas, layar dan antena yang lebih kecil, serta jangkauan di dalam ruang juga menjadi alasannya. Standar DVB-H memadukan standar televisi tradisional dengan elemen spesifik untuk peranti genggam.



Gambar 1 Konsep struktur DVB-H
Teknologi DVB-H distandarisasi oleh ETSI pada tahun 2004 (EN302304). DVB-H dapat menghantarkan antara 20 hingga 40 kanal televisi. Jumlah kanal yang dapat disiarkan tergantung pada kemampuan bit rate yang dapat dikirimkan. Umumnya bit rate maksimum dalam satu perangkat multiplex adalah 11 MBps. Sedangkan jumlah pelanggan yang dapat dilayani hingga jutaan karena menggunakan mode siaran.
Sistem DVB-H merupakan kombinasi dari dua elemen yaitu phsycal layer dan link layer.
Link Layer
• Time slicing merupakan teknologi yang memungkinkan suatu perangkat dapat menghemat daya secara maksimal, dapat menghemat daya yang dipakai oleh terminal perangkat genggam. Disamping itu, saat dimana terminal dalam kondisi tidak aktif (tidak menerima sinyal), maka waktu tersebut dapat digunakan terminal untuk melakukan pengukuran kuat sinyal untuk keperluan handover. Bersifat Mandatory pada DVB-H.

• Forward error correction for multiprotocol encapsulated data (MPE-FEC) berfungsi memperbaiki performansi carrier to interference (C/I) kanal mobile, meningkatkan performansi doppler dan meningkatkan toleransi interferensi. MPE-FEC Bersifat Optional pada DVB-H.
Phsycal layer
• DVB-H signaling dalam TPS-bits uintuk meningkatkan dan mempercepat penemuan layanan. Sel identifier yang di bawa oleh TPS-bits untuk mendukung sinyal lebih cepat dan perpindahan frekuensi dalam layanan mobile. Bersifat mandatory pada DVB-H.
• 4k-mode, mengizinkan penerima antenna tunggal dalam medium SFN (single frequency networks) dengan kecepatan yang sangat tinggi, menambah fleksiblitas design jaringan. 4k-mode optional pada DVB-H.
• In-depth symbol interleaver for the 2K and 4K-modes lebih lanjut untuk meningkatkan ketahanan di dalam lingkungan mobile, dan mengimpuls londisi noise, bersifat optional.



 Time Slicing



Masalah utama dari terminal DVB-H kapasitas baterai. Dengan teknologi time slicing daya dapat fi hemat sampai 90%.
Teknologi time slicing merupakan teknologi yang memungkinkan suatu perangkat dapat menghemat daya secara maksimal, dapat menghemat daya yang dipakai oleh terminal perangkat genggam.
Penghematan daya dapat terjadi karena dalam suatu waktu, suatu terminal handheld hanya akan menerima satu kanal televisi, sehingga terminal tersebut hanya akan aktif pada saat penerima time slice kanal bersangkutan. Dengan penggunaan mekanisme time slice, penghematan daya di sisi terminal handheld dapat dilakukan hingga 90%. Disamping itu, saat dimana terminal dalam kondisi tidak aktif (tidak menerima sinyal), maka waktu tersebut dapat digunakan terminal untuk melakukan pengukuran kuat sinyal untuk keperluan handover.

MPE FEC
MPE FEC (The MultiProtocol Encapsulation-Forward Error Correction) berfungsi memperbaiki performansi carrier to interference (C/I) kanal mobile, meningkatkan performansi doppler dan meningkatkan toleransi interferensi. Koreksi kesalah yang ditambahkan pada layer MPE menambahkan parity informasi dari datagram ke bagian MPE FEC yang terpisah, Sistem ini memiliki aplikasi yang dapat membuat Mobile TV tetap memberikan performansi layanan yang handal walaupun terminal berada pada posisi bergerak atau sistem harus dapat mengakomodasi terjadinya proses handover antar cell.
Proses encoding menjadi data format IP menggunakan perangkat Encoder MPEG-4/AVC (H.264) terjadi pada setiap kanal televisi atau video. Kemudian Frame dan Size ditentukan oleh penyedia layanan dalam hal ini operator sesuai kebutuhan lapangan yang akan mempengaruhi bit rate yang dibutuhkan untuk menyiarkan layanan. Keluaran encoder dalam bentuk format IP selanjutnya akan melalui proses enkapsulasi pada perangkat IP Encapsulator.Proses enkapsulasi merupakan sebuah proses yang membuat satu jenis paket data jaringan menjadi jenis data lainnya. Enkapsulasi terjadi ketika sebuah protokol yang berada pada lapisan yang lebih rendah menerima data dari protokol yang berada pada lapisan yang lebih tinggi dan meletakkan data ke format data yang dipahami oleh protokol tersebut. Pada proses enkapsulasi, setiap data dalam bentuk format IP akan dimasukkan ke frame IP atau kanal data yang selanjutnya dibagi ke dalam time slice. Dengan demikian setiap kanal televisi akan menduduki suatu time slice tertentu.
DVB-H signaling
Tujuan dvb-h signaling agar mudah mengakses dvb-h receiver, jadi untuk meningkatkan dan mempercepat penemuan layanan. TPS(Transmission Parameter Signalling) menyediakan jalur yang lebih cepat untuk mengakses signaling di banding demodulating dan decoding layanan informasi atau MPE- section header.DVB-H menggunakan 2 TPS bit untuk menunjukan adanya time slicing dan MPE-FEC. Disamping itu signaling 4k-mode dan in-depth interleavers telah di standarisasi.
Sistem modulasi digital yang dipakai dalam sistem DVB-H adalah modulasi OFDM (orthogonal frequency division multiplex)
Keuntungan yang didapat dari pengiriman sinyal dengan sistem OFDM adalah pengiriman sinyal dari stasiun TV akan diatur oleh sistem dengan frekuensi yang berbeda, sehingga stasiun TV dapat mengirim lebih dari satu sinyal pada satu ruang bandwidth dan menyebarkannya ke semua saluran yg ada. Cara kerja dari sistem ini meliputi:
1. Penyedia jasa layanan siaran atau stasiun TV akan mengirimkan sinyal TV ke server streaming 3G. Biasanya sinyal yg dikirimkan menggunakan encoding H.264 untuk video dan encoding AAC untuk suara.
2. Server akan meneruskan ke menara yg mencangkup area yang luas.
3. ponsel kita akan menerima sinyal siaran TV dengan kecepatan maksimal 15 Mbps.
Sistem DVB-H merupakan derivatif dari sistem DVB-T. Oleh karena itu sistem DVB-H sejak awal dirancang untuk dapat beroperasi dengan menggunakan infrastruktur DVB-T secara sharing. Dalam implementasinya, sistem DVB-H dapat dibangun dalam beberapa skenario konfigurasi. Sebagai contoh adalah konfigurasi sharing multiplexer. Konfigurasi ini umumnya digunakan oleh operator yang telah memiliki infrastruktur DVB-T. Pada skenario konfigurasi ini, kanal Mobile TV DVB-H yang sudah melewati perangkat IP encapsulator dikirimkan ke perangkat multiplexer DVB-T. Perangkat multiplexer ini selanjutnya akan mengkombinasikan kanal TV terestrial yang dikodekan dalam format MPEG-2 dan kanal mobile TV yang dikodekan dalam format MPEG-4. Keluaran multiplexer berupa paket data tunggal selanjutnya akan melalui perangkat modulator COFDM untuk ditansmisikan dalam single stream.


Fungsi diagram blok dari DVB-H
Dalam implementasi sistem DVB-H di lapangan, sinyal mobile TV ditransmisikan dengan daya pancar yang lebih besar dibandingkan sinyal DVB-T, karena terminal pelanggan pada sistem DVB-T dilengkapi dengan antena outdoor. Berbeda dengan sistem DVB-H, sinyal mobile TV harus mampu mencapai coverage indoor untuk dapat menjangkau terminal mobile TV. Untuk mengantisipasi loss pada penetrasi area indoor, maka sinyal mobile TV dikirimkan dengan daya pancar yang tinggi.

DVB-H berjalan di frekuensi VHF-III (170-230 MHz), UHF-IV/V (470-862 MHz) dan LF (1.452-1.49 2 GHz).